Jumat, 19 Maret 2010

Pengantar

Yogya memang unik dan menarik, kota dengan segudang julukan atau sebutan, Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Sepeda, Kota Budaya, Kota Wisata dan entah apa lagi sebutan yang lain. Penulisan nama kotanyapun ada banyak cara, Djokia, Djogdja, Djogja, Jogja, Jogya, Yogya. Apapun cara menulisnya semua orang pasti tahu bahwa yang dimaksud adalah Yogyakarta, nama resmi yang digunakan oleh Pemda Kota maupun Propinsi DIY, kota dengan Malioboro sebagai icon-nya.

Saya terinspirasi untuk membuat blog ini saat pertemuan Koembang Taroe, (Kumpul Bareng Tahun Baru) di aula SMK 2 (atau yang dulu dikenal dengan STM Jetis), malam tahun baruan menjelang 2010, yang diselenggarakan oleh teman-teman Altis (Alumni STM Jetis).

Di acara itu, seorang mantan Menteri di Kabinet Indonesia Bersatu jilid I berkisah tentang perjalanan hidupnya dari seorang lulusan STM Jetis bisa berkarier hingga jadi Menteri. Dari secuil kisah saya catat, saat beliau menuntut ilmu di STM Jetis sudah punya kiat ngirit, dengan cara mencari tempat kost yang ada anak gadisnya. Betul juga, beliau bisa mendapatkannya di sekitar sekolah dan berhasil memacari cucu pemilik rumah kost, yang akhirnya menjadi isterinya sampai sekarang. Lihai juga pak Menteri kita ini, biaya kost-nya ngirit, kadang-kadang nunggak juga nggak apa, dapat pacar cantik dan akhirnya jadi isteri.

Ada lagi kisah seorang alumnus, pada pelajaran Goniometri, menjelang akhir pelajaran pak guru selalu memberi soal kepadanya untuk dikerjakan di papan tulis, dan sama sekali tidak pernah menunjuk murid yang lain. Dia begitu penasaran, baru belakangan setelah lulus, terkuak rahasia ini, ternyata dia dijadikan semacam barometer oleh pak guru, bahwa kalau dia bisa menjawab soalnya dan benar, berarti seluruh murid di kelas itu mengerti pelajaran yang telah diberikan. Ternyata dia memang murid terbodoh di kelasnya.Walau begitu, berkat keuletannya murid ini sekarang sukses mengelola usaha perbengkelan kelas menengah yang menjadi langanan BPPT, dan sempat direkomendasikan oleh pak Menteri untuk diteladani pada siswa SMK.

Menyimak kisah-kisah itu, meski kejadian semacam itu bisa saja terjadi di mana-mana, tidak hanya di Yogya, saya terinspirasi untuk membuat blog yang khusus menampilkan hal-hal unik yang pernah terjadi jaman doeloe, maupun kejadian-kejadian jaman sekarang. Saya memaknai kisah-kisah semacam itu sebagai kenang-kenangan bagi yang pernah mengalami, dan menjadi panduan buat mereka yang mungkin akan tinggal atau berkunjung ke Yogya.

Saya tunggu komentar-komentar, serta bantuan Anda untuk memberikan bahan tulisan kepada saya. Anda sebagai seseorang yang pernah bermukim di Yogya entah untuk menuntut ilmu atau memang asli wong Yogya, mungkin punya pengalaman atau pengetahuan yang unik yang bermanfaat untuk diketahui orang lain, asalkan jangan yang berbau SARA, politik atau porno.

Silakan kirimkan bahan tulisan ke e-mail saya : ib.syamsi@yahoo.co.id, untuk saya edit terlebih dahulu dan saya posting di blog ini.

Tulisan saya berikutnya yang sedang saya siapkan adalah tentang : kiat belanja di malioboro dan beringharjo, nonton bioskop jaman doeloe, dan tentang rubrik sungguh-sungguh terjadi di Koran KR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar