Kamis, 27 Mei 2010

Prameks, pertama kali naik kereta api

Pagi-pagi sesudah subuh, terjadi kesibukan “luar biasa” di rumah-rumah tetangga yang punya anak TK. Terdengar samar-samar kata-kata prameks diatara bibir-bibir mungil anak-anak ini. Merasa penasaran apa yang terjadi saya mencoba melakukan “investigasi” (yaa… cari tahu maksudnya) apa yang terjadi. Ternyata orang tua mereka sedang menyiapkan anak-anak (dan ibunya tentunya sebagai pengawal) beserta semua perbekalan untuk suatu perjalanan wisata sekolah TK mereka. Maklumlah anak-anak, meskipun waktu untuk berkumpul di sekolah baru nanti pukul 07.00, sesudah sholat subuh mereka sudah minta dimandikan dan bahkan semalaman ada juga yang tidak tidur karena sudah terbayang-bayang perjalanan wisata, apalagi wisatanya terasa istimewa, yaitu untuk pertama kali naik kereta api, Prameks lagi.
Ide ini saya anggap brilian karena para pengasuh TK merasa bahwa bagi anak-anak (khususnya yang tinggal di antara Yogya dan Magelang) yang lahir sesudah akhir tahun 70-an, yang namanya kereta api hanya sebuah mimpi dan hanya bisa mereka saksikan di gambar-gambar atau di televisi. Ini disebabkan sejak akhir 70-an PTKA (PNKA waktu itu) memutuskan untuk menghentikan operasi jalur kereta api Yogya – Magelang – Parakan. Bahkan saat ini hampir tidak bisa ditemui tanda-tanda adanya perngoperasian kereta api karena rel-rel keretanya sudah ditimbun aspal untuk pelebaran jalan raya Yogya-Semarang. Bahkan tinggal beberapa stasiun saja yang masih terlihat berbentuk stasiun, sebagian besar lainnya sudah berubah bentuk maupun fungsinya.

Saat Jendral Sarwo Edhie Wibowo (alm) menjabat Gubernur AKABRI UDARAT, kereta api Yogya-Magelang pernah diaktifkan untuk angkutan para taruna AKABRI yang ingin berlibur ke Yogya pada hari Minggu dan hari libur. Tetapi itupun tidak bertahan lama karena dari sisi biaya operasional tidak menguntungkan PNKA. Masyarakat tidak tertarik lagi untuk naik kereta api, dan lebih memilih moda angkutan jalan raya yang lebih cepat. Yang memilih kereta api hanya sebatas yang ingin bernostalgia saja.

Kembali ke wisata istimewa tadi, ternyata pilihan pengasuh TK ini cukup cerdas, yang mereka pilih adalah kereta api Prameks (Prambanan Ekspres).

Kereta api Prameks (Prambanan Ekspres)


Prameks adalah sebuah layanan transportasi kereta api yang menghubungkan Kutoarjo, Yogyakarta, dan Solo (hingga Stasiun Palur). Sejak Maret 2010 beroperasi lima belas kali pulang pergi sehari dan dikelola oleh PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta. Kereta api ini berhenti di stasiun-stasiun Kutoarjo, Jenar, Wates, Yogyakarta (Tugu), Lempuyangan, Maguwo (Bandara Adisucipto), Klaten, Purwosari, Solo Balapan, Jebres, dan Palur. Peminat kereta api ini sebagian terbesar adalah pada pelajo (commuter), yang merasa dengan cara ini lebih berhemat dibanding kost di Yogya atau Solo. Mereka umumnya adalah para mahasiswa, pelajar, dosen, karyawan pemerintah atau swasta. Ada juga mereka yang hanya untuk sementara karena sedang ada proyek di Yogya atau Solo (dalam hitungan bulan atau minggu saja), yang mungkin secara berkala tetapi tidak harus setiap hari. Dan terakhir adalah yang memanfaatkan untuk tujuan wisata seperti rombongan TK ini, atau ada juga rombongan keluarga. Tidak ketinggalan juga menikmati traveling dengan Prameks ini adalah para wisatawan manca negara.
Memang fasilitasnya tidak terlalu istimewa, dengan penataan tempat duduk penumpang seperti pada Trans Jakarta atau Trans Jogja, hanya mungkin dari segi ketepatan pemberangkatan dan waktu tempuh yang masih bisa diandalkan, karena bila kita bicara tentang kereta api maka keluhan utama para penumpang adalah pada kedua hal tersebut.
Dengan adanya moda angkutan kereta Prameks ini, maka ada tambahan moda trasportasi yang bisa dipilih oleh para penumpang jurusan Yoga – Solo pp yang ingin menikmati angkutan yang representatif dan nyaman, dengan tarif yang terjangkau. Selama ini moda yang bisa dipilih hanya bis Patas Eka (Surabaya – Yogya – Magelang pp) dengan bis ber AC dan reclining seat dengan tarif (Solo – Yogya) Rp.10.000,00 dengan pelayanan air mineral satu gelas, sementara tarif Prameks adalah Rp.9.000.00. Perbedaan ada pada frekuensi keberangkatan dan jam operasi, Patas Eka beroperasi hampir 24 jam penuh dengan interval pemberangkatan tiap 30 menit, sedang Prameks hanya beroperasi antara pukul 05.30 – 18.00 dengan interval pemberangkatan rata-rata 1 jam sekali. Waktu tempuh dari Yogya – ke Solo pp. Prameks sedikit lebih cepat karena tidak ada hambatan kemungkinan kemacetan jalan dan lampu merah segala seperti Patas Eka yang menempuh dari terminal ke terminal sekitar 90 menit.
Nah silakan pilih dan coba sendiri, tinggal apa keperluan Anda, bisnis, kantoran, wisata sekeluarga atau sekedar santai tanpa tujuan.

2 komentar:

  1. selama saya tiggal di jogja dulu sampe sekarang belum pernah naik prameks. mungkin lain kali kalo saya ke jogja saya bakal nyobain ini prameks

    BalasHapus
  2. Pak Imam... Perkenalkan saya Mimbar Bambang Saputro... Senang membaca cerita bapak ttg Yogya Jadil... Saya yang mengalamianya kadang lupa mendeskrisikan bau pesing, sandal dipukul ke kursi saat nonton bioskop. Boleh tuh pak diteruskan ceritanya

    BalasHapus